Laporan Praktikum Bioteknologi Nata de coco-Hai sobat biologi kali ini saya bagi laporan praktikum bioteknologi buat kamu, mudah-mudahan bermanfaat yah. eits jangan main kopas yah, nggak sopan. hehehe
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inovasi-inovasi makanan dan minuman
terus berkembang, dimana terkadang satu bahan pokok makanan dapat membut
puluhan menu makanan. Salah satunya adalah produk bioteknologi konvensional
yang mengandalkan proses-proses fermentasi. Produk-produk makanan dari hasil
fermentasi beraneka ragam, missal dari makanan yang menjadi lauk pauk orang
Indonesia yaitu tempe atau produk lainnya yaitu tapai. Kedua produk tersebut
menggunakan teknik pembuatan bioteknologi konvensional.
Salah satu produk bioteknologi konvensional yang
akan dipelajari adalah Nata. Nata meupakan produk fermentasi menggunakan
bakteri Acetobacter xylinum. Acetobacter xylinum dapat melakukan
fermentasi pada substrak yng mengandung glukosa. Selain itu, Acetobacter xylinum menyukai kondisi
asam dan memerlukan nitrogen untuk stimulasi aktifitasnya. Nata sebenarnya merupakan suatu polisakarida yang lebih dikenal
dengan extracelluler selulose
berbentuk gel. Pembuatan olahan Nata dapat dibuat meggunakan berbagai
bahan yang ada di alam dengan syarat seperti yang dijelaska di atas, mengandung
glukosa untuk aktivitas metabolisme bakteri. Salah satu produk Nata yang akan dipelajari pada praktikum
kali ini adalah Nata de coco.
Nata
de coco. Nata
de coco, dalam bahasa Spanyol berarti “krim kelapa”. Maksudnya adalah air
santan dari perahan daging buah kelapa. Nata
de coco memiliki tekstur seperti jelly atau kenyal, berwarna putih hingga
bening. Makanan ini dihasilkan dari proses fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter
xylinum. Nata de coco memiliki rasa yang enak dengan kandungan air yang
banyak di dalamnya. Praktikum ini penting untuk dilakukan sebagai tambahan
pengetahuan tentang produk-produk olahan bioteknologi konvensional.
B.
Tujuan Praktikum
Tujuan
dilakukannya kegiatan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan Nata de coco yang baik dan benar.
C.
Manfaat Praktikum
Manfaat dilakukannya
kegiatan praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui cara pembuatan Nata de coco yang baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa adalah tumbuhan
yang mempunyai sangat banyak kegunaan dan pohon kelapa tumbuh sangat baik hampir
di semua daerah di Indonesia. Potensi kelapa ini sangat mungkin untuk
dikembangkan menjadi industri yang terpadu, mengingat semua bagian kelapa dapat
dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomi. Produk jadi yang dapat
dihasilkan antara lain minyak kelapa, serat kelapa, arang tempurung kelapa, Nata de coco, protein kelapa (blondo),
serta produk samping lainnya (Setiaji,2002).
Nata adalah produk hasil fermentasi menggunakan mikroba Acetobacter xilynum. Nata dapat dibuat
dengan menggunakan bahan baku air kelapa, limbah cair air tahu, limbahindustri
nanas. Nata de coco adaah nata yang dibuat dengan bahan baku air
kelapa (Suryani, 2005).
Nata berasal dari
Filipina untuk menyebut suatu pertumbuhan menyerupai gel (agar-agar) yang
terapung di permukaan, dimana gel tersebut merupakan sellulosa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum. Pertumbuhan Acetobacter
xylinum dalam medium yang cocok menghasilkan massa berupa selaput tebal pada
permukaan medium. Selaput tebal tersebut mengandung 35-62 % sellulosa. Lapisan
tebal tersebut terbentuk pada permukaan medium, merupakan hasil akumulasi
polisakarida ekstraselluler (Nata) tersusun oleh jaringan mikrofibril/pelikel.
Pelikel tersebut adalah tipe sellulosa yang mempunyai struktur kimia seperti
sellulosa yang dibentuk oleh tumbuhan tingkat tinggi (Iguchi et al., 2000,
dalam Hamad, 2011).
Pada umumnya senyawa
karbohidrat sederhana dapat digunakan sebagai sumber karbon pada pembuatan
nata, diantaranya maltosa, sukrosa, laktosa, glukosa, fruktosa dan manosa.
Sukrosa merupakan senyawa yang paling ekonomis digunakan dan paling baik bagi
pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri pembentuk nata (Pambayun, 2002 dalam
Manoi, 2007).
Secara teknis nata
dapat dibuat dari campuran berbagai media, karena untuk pertumbuhan dari
bakteri A. xylinum dalam pembuatan massa nata diperlukan gula, asam organik dan
mineral. Mineral dan asam organik ini dibutuhkan sebagai komponen metabolisme
dalam pembentukan kofaktor enzim ekstraseluler yang dihasilkan oleh bakteri A.
xylinum
(Pambayun, 2002 dalam Manoi, 2007).
Di dalam
pertumbuhannya, Acetobacter xylinum memerlukan sumber nutrisi C, H, dan N serta
mineral dan dilakukan dalam proses yang terkontrol dalam medium air kelapa. Air
kelapa mengandung sebagian sumber nutrisi yang dibutuhkan akan tetapi kebutuhan
akan substrate makro seperti sumber C dan N masih harus tetap ditambah agar
hasil nata yang dihasilkan optimal, sehingga kekurangan nutrisi yang diperlukan
harus ditambahkan dalam proses fermentasi. Sebagai sumber carbon dapat
ditambahkan sukrosa, glukosa, fruktosa, dan tepung (Iguchi et al., 2000 dalam
Hamad, 2013).
Selama fermentasi
bakteri Acetobacter xylinum memecah gula (sukrosa) menjadi glukosa dan
fruktosa. Glukosa diubah melalui reaksi heksokinase menjadi glukosa-6fosfat.
Acetobacter xylinum dapat mensintesa sebagian gula menjadi selulosa dan
sebagian lainnya diuraikan menjadi asam asetat yang akan menurunkan pH medium.
Lama fermentasi akan berpengaruh pada kadar asam yang dihasilkan dan tebal
tipisnya nata. (Manoi,F. 2007 dalam Shismwati, Rini Rahayu. 2014).
Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal
dan digunakan sejak lama sejak jaman kuno. Fermentasi merupakan suatu cara untuk
mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan
bantuan mikroba. Bioteknologi berbasis
fermentasi sebagian besar merupakan proses produksi barang dan jasa dengan
menerapkan teknologi fermentasi atau yang menggunakan mikroorganisme untuk
memproduksi makanan dan minuman seperti: keju, yoghurt, minuman beralkohol,
cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dll (Nurcahyo, 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 15 Desember 2016
Waktu : Pukul 15.00-16.40 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai 3
Barat FMIPA UNM
B.
Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pembuatan
Starter
1) Blender
1 buah
2) Pisau
1 buah
3) Timbangan 1 buah
4) Botol
selai 2 buah
5) Baskom
kecil 1
buah
b. Perbanyakan
Starter
1) Kompor 1 buah
2) Panci 1 buah
3) Botol
selai yang telah steril 2 buah
4) Gelas
ukur 100 ml 1
buah
5) Neraca
Analitik 1
buah
6) Aluminium
foil
c. Pembuatan
Nata de coco
1) Kompor
1 buah
2) Loyang
2
buah
3) Panci 1 buah
4) Koran
2 lembar
5) Tali 1 gulungan
6) Neraca
analitik 1
buah
7) Gelas
ukur 100 ml 1
buah
8) Gelas
beker 1
bauh
d. Pengolahan
Nata de coco
1) Kompor 1
buah
2) Jumbo
box 2
buah
3) Pisau
1
buah
4) Lemari 1
buah
5) Panci 1
buah
6) Alat
press 1
buah
7) Gunting 1
buah
8) Talenan 1
buah
2. Bahan
a. Pembuatan
Starter
1) Buah
nanas yang telah matang 300
gram
2) Gula
pasir 150
gram
3) Air
50
ml
b. Perbanyakan
Starter
1) Air
kelapa 500
ml
2) Cuka 50
ml
3) Tauge 3 gram
4) Starter
(Bakteri Acetobacter xylinum) 7,5
ml
5) Kapas
6) pH
meter (kertas pH)
c. Pembuatan
Nata de coco
1) Air
kelapa 9
liter
2) Cuka 50
ml
3) Gula
10
gram
4) Tauge 50
gram
5) Starter
(Bakteri Acetobacter xylinum)
6) pH
meter (kertas pH)
d. Pengolahan
Nata de coco
1) Air 5
liter
2) Gula
pasir 1
kg
3) Sirup
4) CMC
makanan 7,5
gram
5) Gelas
plastik/kantong plastik
6) Plastik
penutup
7) Sendok
plastik
8) Selotip
C.
Prosedur
Kerja
1. Pembuatan
Starter
a. Menyiapkan
dan mengupas buah nanas yang matang. Kemudian mencuci bersih dan memotong
kecil-kecil untuk memudahkan penghancuran.
b. Memeras
sari buah nanas yang telah dihancurkan sampai habis dan mencampur ampas nanas
dengan gula pasir serta air 6:3:1 (Ampas nanas:gula:air).
c. Mengaduk
campuran sampai rata dan memasukkan ke dalam botol yang telah steril kemudian
menutup rapat dengan aluminium foil dan menyimpan selama 2 minggu sampai
terbentuk lapisan putih di atasnya.
d. Larutan
ini sebagai starter untuk pembuatan Nata
de coco.
2. Perbanyakan
Starter
a. Menimbang
tauge dan memasukkannya ke dalam panci.
b. Menyaring
air kelapa dan memasukkannya ke dalam panci bersama tauge sampai mendidih.
c. Memasukkan
gula pasir dan cuka. Mendidihkan kembali selama 1-2 menit.
d. Mengecek
pH 3-4.
e. Memasukkan
ke dalam botol selai steril sebanyak 150 ml. Menutupnya dengan aluminium foil.
Mendiamkannya selama 8-12 jam.
f. Menginokulasikan
5 % starter (bakteri Acetobacter xylinum).
g. Menyimpan
di tempat yang aman selama 5-7 hari.
3. Pembuatan
Nata de coco
a. Menimbang
tauge dan memasukkannya ke dalam panci.
b. Menyaring
air kelapa dan memasukkannya ke dalam panci bersama tauge sampai mendidih.
c. Memasukkan
gula pasir dan cuka. Mendidihkan kembali selama 1-2 menit.
d. Mengecek
pH 3-4.
e. Memasukkan
ke dalam loyang plastik steril. Menutupnya dengan kertas koran kemudian
mengikatnya dengan tali.
f. Mendiamkannya
selama 8-12 jam.
g. Menginokulasikan
5 % starter (bakteri Acetobacter xylinum).
h. Menyimpan
di tempat yang aman selama 5-7 hari.
4. Pengolahan
Nata de coco
a. Mengeluarkan
Nata yang telah jadi dari talang, mencuci sebanyak 3 kali dengan menggunakan
air mengalir.
b. Memotong
sesuai selera, kemudian mencuci sebanyak 3 kali.
c. Memasak
sampai mendidih (membuka tutup pancinya pada saat mendidih agar bau asam ikut
keluar sebanyak 3 kali), menambahkan gula sampai rasa terasa manis pada saat
pemasakan yang ke-4 kalinya, menambahkan juga pewarna makanan jika diperlukan.
d. Memasak
air untuk sirup, memasukkan sirup dan gula sampai terasa manis.
e. Menyiapkan
gelas plastik, memasukkan Nata dan sirupnya sesuai selera, taruh plastik
penutup di atas gelas kemudian press.
f. Menunggu
hingga dingin, memasukkan ke dalam lemari pendingin.
g. Nata
siap untuk dikonsumsi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
No.
|
Gambar Hasil Pengamatan
|
Keterangan
|
1.
|
|
Pembuatan Starter
|
2.
|
|
Perbanyakan
Starter
|
No.
|
Gambar Hasil Pengamatan
|
Keterangan
|
|
|
Perbanyakan Starter
|
3.
|
|
Pembuatan Nata de
coco
|
No.
|
Gambar Hasil Pengamatan
|
Keterangan
|
4.
|
|
Pengolahan Nata de coco
|
B.
Pembahasan
Nata de coco,
dalam bahasa Spanyol berarti “krim kelapa”. Maksudnya adalah air santan dari
perahan daging buah kelapa. Nata de coco
memiliki tekstur seperti jelly atau kenyal, berwarna putih hingga bening.
Makanan ini dihasilkan dari proses fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter
xylinum.
Strater yang digunakan untuk pembuatan nata
dibuat adi ampas buah nenas, ampas buah
nenas berfungsi sebagai media pertumbuhan yang
baik bagi bakteri Acetobacter xylinum. Menurut Rini Rahayu Shismawati (2014), selama fermentasi bakteri Acetobacter xylinum
memecah gula (sukrosa) menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa diubah melalui
reaksi heksokinase menjadi glukosa-6fosfat. Acetobacter xylinum dapat
mensintesa sebagian gula menjadi selulosa dan sebagian lainnya diuraikan
menjadi asam asetat yang akan menurunkan pH medium. Lama fermentasi akan
berpengaruh pada kadar asam yang dihasilkan dan tebal tipisnya nata.
Perbanyankan starter
dilakukan dengan menggunakan meduam ari kelapa. Menurut Hamad (2013) “air
kelapa mengandung sebagian sumber nutrisi yang dibutuhkan akan tetapi kebutuhan
Acetobacter xylinum akan substrate makro seperti sumber C dan N
masih harus tetap ditambah agar hasil nata yang dihasilkan optimal, sehingga
kekurangan nutrisi yang diperlukan harus ditambahkan dalam proses fermentasi”.
Dari penjelasan di atas, maka pembuatan starter dilakukan dengan menambahkan
touge dan gula sebagai tambahan substrak bagi Acetobacter xylinum. Dari hasil fermentasi selama 7 hari terlihat
adanya lapisan tipis pada starter yang menandaka pembuatan starter berhasil.
Berdasarkan hasil
pengamatan, maka dapat dikatakan bahwa proses pembuatan Nata de coco tersebut berhasil karena pada saat diangkat nata
tersebut tetap utuh. Dari data yang diperoleh Nata pada wadah plastic 1 memiliki
ketebalan 0,57. Sedang pada wadah plastic 2 memiliki ketebalan nata yaitu 0,56
cm. Nata yang diperoleh sangat tipis
hal ini mungkin disebabkan karena waktu fermentasi yang terlalu singkat yaitu 7
hari. Setelah itu, Nata diolah sesuai
prosedur kerja hingga siap untuk dikonsumsi.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan, maka diketahui bahwa proses pembuatan Nata de coco berhasil. Hal ini dilihat dari adanaya lapisan Nata yang diperoleh pada setiap wadah plastic
dengan ketebalan 0.57 cm dan 0.56 cm.
B.
Saran
Sebaiknya
agar praktikum ini dilakuan dengan pembuatan aneka ragam Nata.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamad, Alwaani. Dkk. 2011. Techno. Pengaruh
Penambahan Sumber Karbon Terhadap Kondisi Fisik Nata de coco. Vol. 12 No. 2
Hamad, Alwaani. Kristiono. 2013. Pengaruh Penambahan Sumber Nitrogen Terhadap
Hasil Fermentasi Nata de coco. Vol. 9 No. 1
Manoi, Feri. 2007. Penambahan Ekstrak Ampas Nenas Sebagai Medium Campuran Pada Pembuatan
Nata De Cashew. Vol. 8 No. 1
Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Setiaji, Bambang. 2002. Peningkatan Nilai Tambah Krim Santan Kelapa Limbah Pembuatan MinyakK
elapa sebagai Substrat Nata de coco. Vol.
2 No. 3
Shismwati, Rini Rahayu. 2014. Jurnal Teknik Industri
HEURISTIC. Aspek Mutu Produk Nata de coco
Dengan Penambahan Sari Buah Mangga. Vol. 11 No. 2
Suryani, Ani. Dkk. 2005. Membut Aneka Nata. Bogor: Penebar Swadaya
Demikian laporan praktikum ini semoga bermanfaat yah-Laporan Bioteknologi Nata de coco
Baguslah
ReplyDeletemakasih kak sangat membantu
ReplyDeletespesifikasi excavator komatsu pc200