LAPORAN ANFISMAN GERAK REFLEKS



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sungguh besar karunia Tuhan kepada kita, begitu banyak nikmat yang tuhan anugrahkan kepada kita mulai dari hal yang sangat kecil atau bahkan hal-hal yang besar hingga hal-hal yang tidak kita sadari. Pada makhluk hidup, tentunya setiap makhluk hidup melakukan sesuatu hal untuk bertahan hidup. Secara umum hal yang kita maksud disini adalah kemampuan suatu makhluk hidup dalam mencari makanan.
Berbicara tentang bertahan hidup (survival) seperti yang telah dijelaskan di atas, dimana yang kita angkat disini adalah kemampuan mencari makanan. Kemampuan mencari makanan tentunya harus di dukung oleh kemampuan organism tersebut. Dalam praktikum ini yang kita maksudkan adalah kemampuan untuk bergerak . pada unit kali ini, kita akan berbicara tentang bergerak, tentunya ada macam-macam gerak. Ada gerak dengan sengaja serta ada gerak dengan tidak sengaja atau kita sebut dengan gerak reflek.
Bahasan kita pada unit kali ini adalah masalah gerak reflek. Pernahkah anda sadari seberapa besar manfaat gerak reflek untuk kita? Kita buat analogi tentang kejadian yang sering terjadi di dalam kehidupan kita. Contoh misalnya kita lagi di dapur, sedang memasak sesuatu kemudian tidak sengaja kita menyentuh bagian panas dari alat-alat yang kita pakai memasak sebelumnya, terus apa yang kita lakukan adalah langsung menarik tangan kita dengan cepat, itulah gerak reflek. Coba fikirkan jikalau tidak ada gerak reflek tangan kita menempel kepada benda panas, mungkin tangan kita sudah terluka parah karena panas baru kita sadari bahwa ternyata tadi panas.
Sungguh besar karunia tuhan, maka dari itu penting untuk kita melakukan praktikum ini sebagai tambahan wawasan, serta sebagai cara untuk mengetahui macam-macam gerak reflek serta tempat-tempat pada bagian tubh yang memiliki respon gerak reflek.
 B.     Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk memahami pengertian refleks dan mempelajari reaksi-reaksi pada beberapa bagian tubuh sebagai akibat dari rangsangan.
 C.     Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini agar mahasiswa dapat memahami pengertian refleks dan mempelajari reaksi-reaksi pada beberapa bagian tubuh sebagai akibat dari rangsangan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ada dua sistem gerak pada manusia, yaitu gerak reflex dan gerak sadar (terkoordinasi). Refleks ialah aktifitas yang timbul langsung sebagai respon terhadap rangsangan tanpa olahan syaraf sentral bagian korteks. Refleks bermacam-macam dari yang sederhana hingga yang kompleks. Contoh refleks yang sederhana adalah refleks menyusu. Bayi yang baru lahir dan sehat sudah dapat menghisap susu dari payudara ibunya. Refleks alimentasi ini dapat dimulai dari pipi bayi yang disentuh puting payudara. Bayi akan menengok ke arah payudara yang akan dihisap itu. Mulutnya membuka, bibirnya menangkap puting payudara, mungkin tangannya akan memegang payudara itu, lalu timbul gerakan menghisap dan menelan. Semua aktifitas ini berjalan reflektoris (Suyanto, 2010).
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensr, interneuron, dan neuron motor, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh sel saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara atau neuron penghubung (Wulandari, 2009).
Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak di sadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Neuron konektor merupakan penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorok. Jika neuron konektor berada di otak, maka refleksnya di sebut refleks otak. Jika terletak di sumsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang (Taiyeb, 2016).
Prinsip kegiatan system saraf ditampilkan dalam bentuk kegiatan gerak refleks. Dengan adanya gerak refleks dimungkinkan terjadinya kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ dari individu dan hubungan individu dengan sekelilingnya. Refleks merupakan reaksi organism terhadap perubahan lingkungan  baik di dalam maupun luar organism (Syaifuddin: 2006)
Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara ototmatis tanpa di sadari. Terdapat dua tipe refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar yang menyatu tanpa dipelajari, seperti menutup mata pada saat ada benda menuju ke arahnya dan refleks yang dipelajari atau refleks yang di kondisikan (conditioned refleks), yang dihasilkan dari berbuat dan belajar, sepeti membelokkan stri mobil kalau mau menabrak benda. Kita mengerjaka hal tersebut secara ototmatis, tetapi hanya setelah banyak berlatih secara sadar (Basoeki, 2003)
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar misalnya menutup mata dari debu, menarik tangan dari benda panas yang menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar, misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan  dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu (Pearce 2009).
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara ototmatis terhadap rangsangan tanpa memerlukan kontrol dari otak. Gerak refleks yang paling sederhana memerlukan dua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, di terima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa di olah di dalam otak langsung di kirim tanggapan ke saraf motor untuk di sampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar, jalan pintas ini di sebut lengkung refleks (Wulandari, 2009).
Kegiatan pada lengkung refleks di mulai di reseptor sensorik sebagai potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas di saraf eferen. Bila potensial aksi ini sampai ke efektor, terjadi lagi respon yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Efektor yang berupa otot rangka, respon bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensil aksi yang mampu menghasilkan kontraksi otot. Hubungan antara neuron aferen dengan eferen biasanya terdapat di sistem saraf pusat (Ganong, 2009).


BAB III
METODE PRAKTIKUM
 
A.    Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal         : Kamis//26 Mei 2016
Pukul                     : Pukul 16.00 s.d 17.50 WITA
Tempat                  : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM
B.     Alat dan Bahan
            a.     Alat
                       1.     Martil Refleks
                       2.     Senter
                       3.     Jarum
                       4.     kursi
            b.    Bahan
1.      Probandus
2.      Kapas
3.      Aquadest
C.      Prosedur Kerja
1.    Refleks lutut
a.  Mencoba duduk dengan bertumpang kaki (kaki kanan diatas) dan mengalihkan perhatiannya ke sekelilingnya.
b.      Penguji memukul ligamentum patella dengan martil refleks.
c.       Mengamati hasilnya dan mencatat pada lembar pengamatan.
2.    Refleks tumit
a.     Mencoba berdiri dengan kaki kiri dibengkokkan dan naracoba mengalihkan perhatiannya ke sekelilingnya.
b.   Penguji memukul tendo Achilles kaki kiri naracoba dengan martil refleks. Mengamati gerak refleks yang terjadi.
3.    Refleks bisep
a.   Meluruskan lengan naracoba secara pasif dan meletakkannya di atas meja. Naracoba mengalihkan perhatiannya.
b.    Penguji memukul tendi m. Bisep brakii lengan dengan martil refleks dan mengamati gerak refleks yang terjadi.
4.    Refleks trisep
a.       Membengkokkan lengan kiri naracoba secara pasif, mengalihkan perhatiannya.
b.      Penguji memukul tendo m. Trisep brakii lengan dengan martil refleks, mengamati gerak  refleks yang terjadi.
5.    Refleks mengejap
a.       Naracoba membuka kedua matanya dan mengarahkan pandangannya ke titik yang jauh.
b.    Penguji menyentuh permukaan kornea mata kanan dengan ujung kapas yang telah di basahi dengan aquadest.
c.       Mengamati dan mencatat gerak refleks yang terjadi.
6.    Refleks dinding perut
a.       Naracoba membuka bagian perut dan bersikap rileks atau santai.
b.   Penguji menggores dinding perut daerah epigastrik, supra umbilikal, umbilikal, intra umbilikal dari lateral ke medial dengan menggunakan bagian tumpul jarum.
c.       Mengamati dan mencatat refleks yang terjadi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


  A.    Hasil Pengamatan
         Data Kelompok IV
Nama Probandus
Macam refleks
Lutut
Tumit
Trisep
Bisep
Mata
Perut
Ahsan Qadri
-
Nur Ainun A
-
Vera A
-
-
Widya SPP
Dwi Sinta A
Mauliani
-
-
Wahyu
Fitriani
Data Kelas
No
Nama
lutut
tumit
trisep
bisep
mata
perut
1
Fitriani
2
Sinta
3
Widya
4
Mauliani
5
Vera
6
Ainun
7
Qadri
8
Wahyu
9
Rusnita
10
Jiahadi
11
Fitriandani
12
Nurhuda
13
Rabiatul
14
Hasriana
15
Elsa
16
Yuliana
17
Marina
18
Azizah
19
Dhia
20
Nurfajrianti
21
Anita
22
Demmanyai
23
Alvia
24
Athifatul
25
Agung
26
Rhoiha
27
Fajri
28
Gunadi
29
Ogy
30
Ningsih
31
Resky
32
Ayu
33
Varadillah
34
Aprilyani
35
Windy
36
Fadilah
37
Ilmi
38
Sinta
39
Sri
40
Husnil
41
Iksan
42
Anggelina
43
Intan
44
Khairul
45
Herni
46
Fajryani
47
Auliyah Mis
48
Khalifah
49
Indra
50
Aisyah
51
Supriadi
52
Ulfa
53
Fadil

  B.     Pembahasan
Kegiatan praktikum kali ini dengan mengamati masalah gerak, lebih tepatnya masalah gerak reflex. Sebelumnya perlu kita kerahui terlebih dahulu bahwa gerak reflex bersifat tidak disadari atau diluar kendali manusia karena butuhnya manusia respon atau tanggap cepat terhadap rangsang yang ada dari luar misalnya kita lagi di dapur, sedang memasak sesuatu kemudian tidak sengaja kita menyentuh bagian panas dari alat-alat yang kita pakai memasak sebelumnya, terus apa yang kita lakukan adalah langsung menarik tangan kita dengan cepat, itulah gerak reflek. Coba fikirkan jikalau tidak ada gerak reflek tangan kita menempel kepada benda panas, mungkin tangan kita sudah terluka parah karena panas baru kita sadari bahwa ternyata tadi panas.
Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya rangsangan, kemudian rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau sumsum tulang belakang melalui neuron sensorik dengan kecepatan yang sangat tinggi kemudian menuju ke efektor (luar tubuh) melalui neuron motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh.
Kegiatan praktikum unit ini menggunakan 6 macam daerah untuk diuji ada tidaknya gerak reflex pada tubuh probandus. Yaitu gerak refleks pada lutut, gerak refleks pada tumit, gerak refleks pada bisep, gerak reflkes pada trisep, gerak refleks mengejapkan mata, dan yang terakhir adalah gerak refleks pada dinding perut. Itulah 6 daerah yang akan diujikan.
Berdasarkan hasil pengamatan, maka diketahui bahwa pada pengujian gerak reflex pada lutut dari 53 probandus 50 orang yang memiliki gerak reflex. Pada pengujian gerak reflex pada tumit dari 53 probandus 49 orang yang memiliki gerak reflex. Pada pengujian gerak reflex pada bisep dari 53 probandus 41 orang yang memiliki gerak reflex. Pada pengujian gerak reflex pada trisep dari 53 probandus 45 orang yang memiliki gerak reflex. Pada pengujian gerak reflex pada perut dari 53 probandus 44 orang yang memiliki gerak reflex sedang pada mata, semua probandus memiliki gerak refleks. Dari hasil pengamatan ini dapat diketahui bahwa semua probandus yang telah di uji pada 6 titik tertentu secara umum memiliki gerak refleks.

BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya rangsangan, kemudian rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau sumsum tulang belakang melalui neuron sensorik dengan kecepatan yang sangat tinggi kemudian menuju ke efektor (luar tubuh) melalui neuron motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh. Serta diketahui bahwa pada 6 titik pengujian, umumnya probandus memiliki gerak refleks pada daerah tersebut.
B.     Saran
Sebaiknya dalam pengerjaan laporan tidak perlu menggambar kembali gambar yang telah jelas dan disediakan dalam penuntun.

DAFTAR PUSTAKA
     Basoeki, soedjono. 2003. Fisiologi Manusia. JICA: Malang.
     Ganong. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.

     Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Ilmu

    Suyanto, slamet. 2010. Hasil Kajian Neuroscience dan Implikasinya dalam Pendidikan. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY:  Yogyakarta.

    Syaifuddin. 2006. Anatomo Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

   Wulandari, puspita. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis Mikrokontroller AT 89S8252. Jurnal Neutrino Vol. 1 No. 2.

    Taiyeb, mushawwir. 2016. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jurusan Biologi FMIPA UNM : Makassar.


Semoga bermanfaat yah sobat biologi jangan lupa share artikel ini. LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMAN GERAK REFLEKS

0 Response to "LAPORAN ANFISMAN GERAK REFLEKS"

Post a Comment