MAKALAH REPRODUKSI VERTEBRATA “KUDA (Equus caballus)”





MAKALAH REPRODUKSI VERTEBRATA
“KUDA (Equus caballus)”


AHSANUL QADRI PEBRIANTO
1314042014
PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kuda merupakan hewan yang tersebar di seluruh dunia. Kuda telah disimpan dan diternak oleh manusia sejak lama. Pada mulanya, kuda hidup liar di alam, manusia mulai menjinakkan kuda karena dianggap sebagai aset penting yang dapat di manfaatkan oleh manusia seperti digunakan dalam peperangan, pertunjukan, sirkus, perlombaan bahkan tida sedikit di daerah tertentu kuda dijadikan sebagai makanan, misalnya disalah satu daerah di provinsi Sulawesi selatan yaitu kabupaten jeneponto yang menjadkan kuda sebagai bahan konsumsi utamanya ketika ada kegiatan perayaan.
Dewasa ini, terjadi penurunan jumlah kelahiran kuda dikarenakan masih kurangnya etmpat pembudidayaan kuda yang memenuhi standar, serta masih kuragnya pengetahuan para peternak kuda tentang siklus reproduksi kuda. Hal tesebut menyebabkan para peternak kuda tidak dapt menentukan masa kawin atau musim kawin yang tepat bagi kuda sehingga jumlah kelahiran kuda tidak mencapai titik optimal.
Karna hal tersebut maka perlu dipelajari tentang reproduksi pada kuda, selain sebagai tugas  mata kuliah reproduksi vertebrata, juga menjadi tambahan pengetahuan umum dalam memahami system reproduksi kuda.
B.     Rumusan Masalah
             1.      Bagaimana alat reproduksi kuda jantan dan betina?
             2.      Berapakah usia dewasa sexual pada kuda?
             3.      Bagaimana mekanisme reproduksi pada kuda?
             4.      Berapa jumlah volume sperma ejakulat pada kuda?
             5.      Berapa lama masa kehamilan pada kuda?
             6.      Kapan perkawinan ulang dapat dilakukan pada kuda?
             7.      Apakah teknologi yang dikembangkan pada system reproduksi kuda?
C.     Tujuan Penulisan
             1.      Untuk mengetahui alat reproduksi kuda jantan dan betina.
             2.      Untuk mengetahui usia dewasa sexual pada kuda.
             3.      Untuk mengetahui mekanisme reproduksi pada kuda.
             4.      Untuk mengetahui jumlah volume sperma ejakulat pada kuda.
             5.      Untuk mengetahui lama masa kehamilan pada kuda.
             6.      Untuk mengetahui masa perkawinan ulang dapat dilakukan pada kuda.
             7.      Untuk mengetahui teknologi yang dikembangkan pada system reproduksi kuda.




BAB II
PEMBAHASAN

Kuda merupakan salah satu jenis ternak herbivore-nn ruminansia yang telah terkenal luas. Kuda bersifat nomadic dan kuat serta memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dan memiliki kemampuan belajar yang baik dalam  mengenal suatu obyek (Kilgour dan Dalton, 1984). Klasifikasi zoologis kuda adalah:
Kindom           : Animalia
Phylum            : Chordata
Class                : Mammalia
Ordo                : Perissodactyle
Family             : Equidae
Genus              : Equus
Species            : Equus caballus

A.    Alat Reproduksi kuda

             1.      Organ Reproduksi Kuda Betina
Organ reproduksi kuda betina terdiri atas ovarium berjumlah dua buah, begitupula dengan tuba fallopii berjumlah dua buah, uterus, vagina dan vulva. Berikut gambarnya.
a)      Ovarium
Ovarium adalah suatu organ primer reproduksi pada betina. Ovarium dapat bersifat endokrin atau sitogenik karena mempunyai kemampuan menghasilkan hormone yang akan disalurkan ke dalam peredaran darah, dan juga penghasil ovum (sel telur) yang diovulasikan oleh ovarium. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (Hafez, 2000).
b)      Tuba  Fallopii
Tuba  Fallopii  pada  kuda  terdapat  sepasang dengan panjang 25-30 cm, berhubungan langsung  dengan  cornua  uteri. Tuba  Fallopii  dapat dibedakan  menjadi  tiga  bagian,  yaitu  isthmus  yang paling dekat dengan cornua uteri berdiameter  2-5  mm,  ampula  yang  berdekatan  dengan  ovarium  berdiameter  5-10  mm  dan  infundibulum  yang berhubungan  langsung  dengan  ovarium.  Fertilisasi  terjadi  di  ampula,  yang memiliki daerah mukosa dengan permukaan  bersruktur  seperti  rambut  untuk  mentransportasikan  telur  yang  telah  dibuahi menuju  utero  tuba  junction  (Morel,  2002  dalam Jamalia, 2006).
c)      Uterus
Uterus kuda merupakan sruktur memanjang yang menghubungkan cervix dengan tuba  Fallopii.  Uterus  dibagi  menjadi  dua  bagian yaitu  bagian  badan  atau  corpus  dan  tanduk atau  cornua.  Corpus  uteri  pada  kuda  normal  panjangnya  18-20  cm  dan  diameter  8-12  cm.  Bagian cornua panjangnya 25 cm dengan diameter  4-6  cm  pada  pangkal  cornua  1-2  cm  pada saat mendekati tuba Fallopii. Ukuran uterus  dipengaruhi  oleh  usia  dan  seringnya  partus. Tipe uterus kuda disebut uterus simpleks  bipartitus  karena  ukuran  corpus  uteri  lebih besar  dari  cornua  uteri  dengan  perbandingan 60 : 40              (Morel, 2002 dalam Jamalia, 2006)
d)     Cervix
Cervix terletak di  belakang corpus uteri, berupa  dinding  yang  tebal,  dan  kuat.  Cervix berfungsi  mengisolasi  uterus  dari  lingkungan luar  selama  kebuntingan  dengan  membentuk barrier berupa mucus yang sangat kental. Pada stadium diestrus kuda dewasa yang tidak aktif, cervix berkontraksi sangat kuat, berwarna putih  dengan  panjang  6-8  cm  dan  diameter  4-5 cm,  sekresi  cervix  sedikit  dengan  konsistensi kental.  kondisi  otot  dan  ukuran  cervix  sangat  dipengaruhi  oleh  perubahan  homonal  (Morel, 2002 dalam Jamalia, 2006).
e)      Vagina
Vagina kuda mempunyai panjang 18-23 cm  dan  diameter  10-15  cm. Pada  bagian  dalam  tubuh  vagina  diselimuti  oleh  peritoneum dan  dikelilingi  jaringan  ikat  longgar,  lemak  dan buluh darah.  Vulva merupakan organ paling luar dalam saluran reproduksi. Bagian dalam  dilapisi  membran  mukous  dan  berhubungan dengan vagina. Bagian atas vulva (dorsal  comissure) berjarak 7 cm dari anus, sedangkan bagian bawah (ventral comissure) terdapat clitoris                        (Morel, 2002 dalam Jamalia, 2006).
             2.   Organ Reproduksi Kuda Jantan
Poros gerakan dan glans penis memperpanjang cranioventrally daerah umbilicus dari dinding perut. Tubuhnya berbentuk silinder tapi dikompresi lateral. Ketika diam,  penis secara perlahan termanpatkan, dan panjang sekitar 50 cm. 15-20 cm  terletak bebas dalam preputium. Ketika maksimal tegak, penis sampai tiga kali lebih panjang dari pada saat berada dalam keadaan diam. Bagian-bagian alat reproduksi kuda jantan yaitu:
            a. Penis 
            b. Testis 
            c. Ginjal 
            d. Ureter 
            e. Kandung kemih 
            f. Duktus deferens 
            g. Vesikula seminalis 
            h. Kelenjar prostat 
            i. Kelenjar cowper.

B.     Usia Dewasa Sexual kuda

Menurut Zasmeli Suhaemi (2008) dewasa kelamin ditandai dengan adanya birahi dan ovulasi. Pada hewan  dewasa  kelamin  lebih  didefinisikan  sebagai  umur.  Beberapa patokan umur dewasa kelamin ternak, antara lain:
a. pada domba  = 7 – 10 bulan
b. pada sapi eropah = 8 – 11 bulan
c. pada kuda  = 15 – 24 bulan
d. pada babi   = 4 - 7 bulan
Sistem  reproduksi  hewan  betina  yang  telah  mengalami dewasa  kelamin  biasanya  mengalami  perubahan-perubahan  secara  teratur  yang  disebut siklus birahi. Lamanya waktu siklus birahidimulai dari munculnya birahi pertama sampai munculnya birahi kembali pada periode berikutnya. Sedangkan  yang  dikatakan  birahi  adalah  saat  hewan  betina  bersedia  dikawini oleh hewan jantan. Dewasa kelamin juga dapat dipengaruhi oleh  kualitas makanan.
Umur ternak kuda pertama dikawinkan dalam  kisaran 24 sampai 48 bulan dengan rata-rata31,42 bulan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Blakely dan David (1991), yang  menyatakan bahwa kuda betina akan mencapai  pubertas atau dewasa kelamin pada umur 12 sampai dengan 15 bulan, akan tetapi sebaiknya kuda betina  tidak dikawinkan sebelum mencapai umur dua  tahun atau bahkan akan lebih baik setelah mencapai umur tiga tahun.
Seekor  kuda  betina  dara  akan  mencapai  pubertas  atau  masak  kelamin pada  umur  12  sampai  15  bulan.  Kuda  tidak  dikawinkan  sebelum  mencapai umur 2 tahun dan bahkan lebih baik lagi setelah berumur 3 tahun. Kuda betina bila dikawinkan pada umur yang lebih muda, biasanya tingkat kebuntingannya rendah.  Kuda  betina  dikawinkan  pada  umur  3  tahun  dan  kuda  itu  dirawat dengan  cermat  maka  selama  hidupnya  dapat  dihasilkan  10  sampai  12  ekor anak. Kuda betina  umur 20 tahun atau lebih  masih dapat beranak (Blakely dan Bade,  1995).  Pubertas  dapat  didefinisikan  sebagai  umur  atau  waktu  dimana organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan  perkembangbiakkan dapat terjadi. Pubertas  tidak  menandakan  kapasitas  reproduksi  yang  normal  dan  sempurna. Hewan  betina  pubertas  dicerminkan  oleh  terjadinya  estrus  dan  ovulasi. Pubertas atau dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai, sehingga hewan  betina  muda  tersebut  menyediakan  makanan  untuk  pertumbuhan  dan perkembangan  tubuh  anaknya  dan  akan  menderita  lebih  banyak  stres  apabila dikawinkan  pada  tersebut  dibandingkan  dengan  hewan  betina  yang  sudah dewasa tubuh (Toilehere, 1995).
Menurut Bradley (1981) idealnya kuda  dikembangbiakkan mulai umur tiga tahun. Ditambahkan oleh Toelihere (1985) kuda betina sebaiknya  tidak  boleh  dikawinkan  sebelum  berumur  dua  tahun  atau  tiga  tahun. Menurut  Bradley (1981) idealnya kuda dikembangbiakkan  mulai  umur  tiga  tahun,  pada  saat  kondisinya  dalam  keadaan  bagus.  Jika  memelihara Brood  Mares   (anak-anak  kuda  betina)  tidak dikembangbiakkan  sampai  berumur  tiga  tahun.

C.     Mekanisme Reproduksi kuda

Kuda betina hanya mau dikawinkan bila kondisi subur dan untuk mengetahui subur tidaknya, ditempatkan berdekatan dengan kuda jantan. Perkawinan yang paling mudah adalah dipadang penggembalaan, apabila tidak menghindar sewaktu dinaiki kuda jantan, kemungkinan besar memang sedang dalam keadaan subur (birahi), terkadang adapula kuda betina yang "pura-pura" birahi, diam saja sewaktu dinaiki oleh pejantan, tetapi dalam kenyataanya setelah diperiksa kebuntingannya tidak diketahui tanda-tanda bunting    (Jacoeb, 1994).
Hewan-hewan  betina  beberapa  spesies  memperlihatkan  siklus reproduksi  yang  terus-menerus  sepanjang  tahun  apabila  tidak  terjadi  kebuntingan.  Hewan-hewan  betina  pada  spesies  lain,  kejadian  siklus  birahi yang  berturut-turut,  pada  betina  tidak  bunting  hanya  terbatas  pada  musim tertentu  dalam  1  tahun,  yang  disebut  "musim  kawin"  atau  breeding  season.  Fungsi-fungsi  reproduksi  selama  musim  kawin  adalah  sama  dengan  hewanhewan betina yang tidak kawin bermusim. Sebelum dan sesudah musim kawin, saluran  reproduksi  dan  ovaria  pada  betina  berada  dalam  suatu  keadaan  yang relatif tenang atau inaktif, keadaan ini disebut anestrus (Toelihere, 1995).
Siklus estrus merupakan periode antara ovulasi yang berurutan dengan
kisaran waktu antara 10 sampai 37 hari, rata-rata 21 sampai 22 hari. Hal  yang
membedakan pada siklus estrus kuda adalah saat  estrus itu sendiri yang relatif
lama (Blakely dan Bade, 1995).
Proestrus  adalah  fase  sebelum  estrus,  yaitu  periode  dimana  folikel  de Graaf  bertumbuh  dibawah  pengaruh  Folikel  Stimulating  Hormon  (FSH)  dan menghasilkan sejumlah  estradiol  yang semakin  bertambah. Sistem reproduksi memulai  persiapan  untuk  melepaskan  ovum  dari  ovarium.  Akhir  proestrus terlihat mukus yang terang, transparan dan menggantung. Proestrus pada kuda  berlangsung selama 3 hari (Toelihere, 1995).
Estrus adalah periode yang  ditandai oleh keinginan untuk dikawini atau
penerimaan pejantan oleh hewan betina. Selama periode ini umumnya hewan
betina akan mencari dan menerima pejantan untuk kopulasi. Estrus pada kuda
berlangsung  4  sampai  7  hari  (Toelihere,  1995),  sedangkan  menurut  (Blakely dan Bade, 1995), estrus berlangsung 4 sampai 6 hari. Tanda-tanda birahi kuda adalah kegelisahan, keinginan untuk ditemani  oleh kuda lain, urinasi (kencing) yang berulang kali serta pembengkakkan dan pergerakkan  klitoris  (Blakely  dan  Bade,  1995).  Selama  estrus,  selain  vulva menjadi  besar  dan  bengkak,  vulva  menjadi  merah,  basah,  mengkilap  dan ditutup dengan selaput lendir transparan (Hafez, 1983).
Ovulasi  terjadi  pada  saat-saat  akhir  periode  estrus.  Ovum  yang dihasilkan dapat hidup selama 6 jam sedangkan sperma pejantan dapat bertahan  hidup  selama  30  jam  di dalam  saluran  reproduksi  betina.  Seekor  kuda  betina yang birahi  dianjurkan  dikawinkan tiap hari atau 2 hari sekali mulai pada hari ketiga timbulnya estrus (Blakely dan Bade, 1995).

D.    Jumlah Volume Sperma kuda

Kualitas semen segar menunjukkan hasil yang cukup baik dengan volume semen tanpa gel adalah 27,7±10,1 ml, pH 7,0±0,1, berwarna putih keruh dan konsistensi yang encer. Volume semen kuda dalam kisaran normal menurut Morel(1999) 30-300 ml. Secara mikroskopis motilitas dan viabilitas spermatozoa adalah  72,5±2,9% dan 84,4±5,2%. Angka ini berada dalam  kisaran motilitas yang normal yaitu berkisar 40-70%. Konsentrasi spermatozoa yang didapat adalah  222,7±18,1x106 ml -1 dan angka ini juga berada dalam kisaran konsentrasi spermatozoa kuda yang normal  yaitu 30-600x106 ml -1(Morel, 1999).

E.     Lama Kebuntingan Kuda

Rata-rata masa kebuntingan seekor kuda betina adalah 335 hari dengan kisaran  315  sampai  350  hari.  Kuda-kuda  betina  tertentu  cenderung  memiliki  kebiasaan  melahirkan  agak  awal,  sedangkan  kuda  lainnya  agak  lambat. Memperhatikan  kecenderungan  itu  maka  peternak  dapat  lebih  tepat memperkirakan  saat  kelahiran  kuda  mereka  yang  sedang  bunting  berdasar pengalaman waktu yang lalu (Subronto, 2005).
Bunting atau tidak bunting  kuda  adalah dengan mendekatkan pejantan pada  hari  ke-21.  Kuda  betina  bila  bunting  tidak  mau  didekati  oleh  pejantan sedangkan bila tidak bunting, maka dia bersedia untuk dikawini.  Tanda-tanda kebuntingan  yang  lain  pada  kuda  betina  adalah  perut  membesar,  bulu  yang mengkilat,  jalan  yang  lambat,  aktivitas  menurun  tidak  seperti  biasanya  dan gelisah (Blakely dan Bade, 1995).

F.      Perkawinan kembali setelah melahirkan (kawin ulang).

Masa subur kuda betina yang baru beranak dapat dihitung dengan kisaran 10 sampai 30 hari sesudah beranak. Kuda betina yang masa suburnya melewati kisaran tersebut dapat dikawinkan 21 hari kemudian. Sama seperti pejantan, kuda betina yang akan dikawinkan dipersiapkan 3 bulan sebelumnya dengan memberinya makanan yang bergizi. Masa subur kuda betina hanya berlangsung selama 5 hari. Setelah gejala subur pada hari pertama tampak, perkawinan sudah dapat dilakukan pada hari kedua dan diulang pada hari ke empat. Kuda betina bekas kuda pacu diistirahatkan dahulu selama 6 bulan sebelum siap untuk dikawinkan (Jacoeb, 1994).

G.    Teknologi yang Dikembangkan pada Reproduksi Kuda

Inseminasi buatan telah dilaksanakan pada kuda sejak tahun1938. Seekor pejantan muda bila mendapat pakan dan perawatan yang baik, sudah  siap untuk diambil spermanya pada umur 24 bulan. Latihan-latihan fisik sangatah penting bagi pejantan guna mempertahankan kualitas sperma. Kuda jantan yang diambil spermanya jangan dipekerjakan terlalu berat, yaitu sekitar 50% dari beban atau tugas yang biasa dilakukannya. Penampungan semen dari pejantan dilakukan dengan bantuan vagina buatan. Semen lalu diencerkan,  dibekukan serta disimpan seperti halnya sperma sapi. Thawing maupun  inseminasinya, sama seperti yang diterapkan pada sapi                                   (Blakely dan Bade, 1995).  



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kuda merupan hewan yang dikategorika sebagai hewan ternak. Kuda betina memiliki ovarium, tuba vallopi, uterus, cervix, vagina. Kuda jantan memiliki penis, testis, urter, kandung kemih, duktus deferens, vesikula seminalis. Terjadi siklus estrus pada kuda betina dengan tahap proestrus, estrus. Teknologi yang dikembangkan berupa inseminasi buatan.

B.     Saran
Sebaiknya dalam penulisan makalah ini, menggunakan referensi yang lebih banyak lagi serta merupakan karya tulis yang tergolong karya tulis terbaru.




DAFTAR PUSTAKA

           Blakely, J. dan  Bade, D.H.  1995.  Ilmu Peternakan, 4th Alih Bahasa: Srigandono, B. dan  Soedarsono (Judul  Asli  The Science Of Animal Hubandry, 4th ed.).  Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

          Bradley,  M.  1981.  Horse  A  Practical  and Scientific  Approach  University of Missouri. Columbia. McGraw-Hill Book Company.

          Hafez, E.S.E. and B Hafez. 2000c. Horses. In Hafez, E.S.E. and B Hafez (Eds). Reproduction in Farm Animals. 7 th ed. Lippincot Wilkins & Wilkins, Philadephia. Hartadi, H., Hilman, A.D.

          Hendri, dkk. 2012. Jurnal Peternakan Indonesia. Perbandingan Performans Reproduksi Kuda Lokal       dan Turunan Thoroughbred di Kota Payakumbuh. Vol 14(3)

           Jacoeb, T. N. 1994. Budidaya Ternak Kuda. Yogyakarta: Kanisius.

          Kilgour, R. And Dalton, C. 1984. Liverstock Behaviour a Particial Guide. Granada, Publishing, Great Britian.
         
          Morel,  D.M.C.G. 1999. Equine Artificial Insemination.  Wallingford: CABI Publishing.

         Setyoudi, Arif, dkk. 2009. Buletin Peternakan. Kinerja Reproduksi Ternak Kuda Kerja Di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.  Vol. 33 No. 3.
         
          Subronto.  2005.  Ilmu  Penyakit  Ternak  (Mamalia)  I.  Gadjah  Mada  University Press. Yogyakarta.
         
          Suhaemi, Zasmeli, 2008.  Diktat Ilmu Pemuliaan Ternak. Universitas Tamansiswa. Padang
         
          Toelihere, M.R.F. 1995. Fisiologi Reproduksi  pada Ternak.  Angkasa.  Bandung.

1 Response to "MAKALAH REPRODUKSI VERTEBRATA “KUDA (Equus caballus)”"

  1. Artikel Ini Sangat Bermanfaat sekali ... Jangan Lupa Dibaca Juga Artikel berikut ini


    Prediksi Bola Jadwal Bola

    Judi Bola

    Agen Betting Online Terpecaya

    1 Akun Untuk Semua Permainan
    Bonus Cashback Mingguan Hingga 15%
    - Bonus Refrensi 2,5% Seumur Hidup
    - Bonus Rollingan Casino 0.8%
    - Bonus Rollingan Mingguan Sportbook Refferal 0,1%

    Www KapalJudi88 Net
    WA: +855 1537 8728 KAPALJUDI

    ReplyDelete